Perfeksionis adalah karakteristik atau sifat seseorang yang memiliki standar tinggi dalam mengejar kesempurnaan dalam semua hal, mulai dari perencanaan hingga hasilnya.

Dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan biasanya dituntut untuk memberikan hasil yang memuaskan, baik untuk atasan, klien ataupun rekan kerja. Hal tersebut membuat pekerjaan dilakukan dengan sangat detail dan memperhatikan keseluruhan aspek dari yang terkecil hingga terbesar. Inilah proses secara tidak sadar membentuk pribadi yang perfeksionis.

Hal tersebut pastinya memberikan dampak positif terutama dalam dunia kerja. Namun siapa sangka, jika ternyata menjadi seorang perfeksionis bisa dianggap sebagai suatu kekurangan oleh perusahaan.

Lalu apa saja kekurangan menjadi orang yang perfeksionis? Berikut AsiaLeader beri infonya untuk kamu:

  1. Terlalu kritis terhadap diri sendiri

Perfeksionis dengan standar yang tinggi tidak hanya diterapkan untuk orang lain, namun juga terhadap dirinya sendiri, sehingga ketika standar yang sudah ditetapkan tidak tercapai membuat orang tersebut mengkritisi dan menyalahkan dirinya, timbul rasa kecewa, tidak berharga, serta tertekan. Hal ini akan memicu stress yang berlebih hingga berakhir depresi.

  1. Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan pekerjaan

Perfeksionis selalu ingin menghasilkan sebuah pekerjaan dengan sempurna. Baginya ketidaksempurnaan adalah tekanan yang membuat dirinya kurang berharga sehingga cenderung memperhatikan secara detil dan berlebihan. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dan menyulitkan bagi dirinya, sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam menyelesaikan tugas dari waktu yang sudah ditentukan.

  1. Memiliki standar yang sulit dicapai

Perfeksionis menganggap kesempurnaan dan kepuasan adalah hal yang utama. Mereka tidak segan mengatakan hasil yang sempurna atau jelek secara mutlak. Baginya, tidak ada yang cukup bagus atau cukup sempurna.

  1. Kritik merupakan ancaman

Perfeksionis akan terganggu dan defensif saat mendapatkan kritik meskipiun membangun. Alih-alih menjadikan kritik sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan nilai diri. Seringkali merasa terancam karena baginya standar yang diciptakan sudah baik dan kritik hanya akan merusak atau mengurangi standar yang sudah diciptakan itu.

  1. Tidak mudah percaya dengan orang lain

Perfeksionis cenderung akan mengambil kontrol banyak hal karena ia sulit mempercayai orang lain. Hal ini dilakukan agar apa yang dilakukan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil sempurna.

Menjadi orang yang perfeksionis tidaklah salah sepenuhnya, namun kita juga harus sadar bahwa mendapatkan segalanya sempurna adalah hal yang mustahil, mengharapkan yang terbaik bagi diri sendiri adalah hal yang baik. Akan tetapi, bukan berarti kita secara berlebihan menuntut diri ini untuk menjadi sempurna karena sampai kapanpun tidak ada orang yang sempurna.

Pada dasarnya, menjadi terbaik dalam pekerjaan ataupun bidang akademik bukanlah suatu hal yang buruk. namun kita harus tetap bisa mengontrol agar tidak memberikan efek yang buruk bagi kita atau pun orang sekitar.